maju tak gentar

maju tak gentar
maju tak gentar

sma katolik wijaya kusuma blora

Powered By Blogger

recent post

INI ADALAH TEMPAT MENAMPILKAN KREATIFITAS & PROFILE XI.IPS2 TOYAMA BUAD KALIAN YANG INGIN UPLOAD KREATI HUB. KITA, DI IPS 2 SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BY GINANJAR FEELAR.W

Pengikut

Rabu, 14 Januari 2009

GAMBARAN UMUM KOTA BLORA

·

KEADAAN WILAYAH

1. Letak Geografis

Secara astronomi Kabupaten Blora terletak di antara 111�016' sampai dengan 111�338' Bujur Timur dan di antara 6�582' sampai dengan 7�248' Lintang selatan. Di sebelah Utara Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, di sebelah Timur dengan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur), di sebelah Selatan dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Grobogan.


Luas wilayah Kabupaten Blora adalah, 1.820,59 km2 (182058,3077) atau sekitar 5,5 persen luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Randublatung seluas 211,13 km2 sedangkan Cepu dengan luas wilayah 49,15 km2 merupakan kecamatan tersempit.



2. Topografi

Kabupaten Blora memiliki wilayah dengan ketinggian terendah 30-280 dpl dan tetinggi 500 dpl. Kecamatan dengan letak tertinggi adalah Japah (280 dpl) sedangkan kecamatan Cepu terendah mempunyai permukaan terendah (31 dpl). Kabupaten Blora diapit oleh Pegunungan Kendeng Utara dan Selatan sengan susunan tanah 56 persen gromosol, 39 persen mediteran dan 5 persen aluvial.

Menurut penggunaan tanah, hutan mendominasi luas wilayah 90.416,52 hektar (49,66 persen), sebelum terjadinya penjarahan hutan jati di Kabupaten Blora merupakan hutan terluas dan merupakan komoditi unggulan,disusul lahan sawah seluas 46.186,99 hektar dan lahan tegalan (kering) seluas 26.315,34 hektar.

Lahan sawah di Kabupaten Blora yang merupakan sawah tadah hujan seluas 29.760,99 hektar (64,44 persen), sawah beririgasi teknis 7449,0000 Ha, sawah beririgasi sederhana 4114,0000 Ha, sawah beririgasi desa (non Pu) 1640,000 Ha. dan sawah beririgasi setengah teknis 967 Ha. Sebagian besar lahan kering merupakan tanah tegalan (ladang) sebesar 26315,3381 Ha, sisanya merupakan pekarangan seluas 16705,1598 Ha dan lain-lain (waduk, kuburan, lapangan olah raga dan lain sebagainya) seluas 2430,7885 Ha.



3. Iklim dan Curah Hujan



Banyaknya hari hujan di Kabupaten Blora selama tahun 2005 relatif baik bila dibanding dengan tahun sebelumnya. Hari hujan terbanyak tercatat pada bulan Pebruari dan Nopember dengan banyaknya hari hujan mencapai 15 dan 15 hari, sedangkan paling sedikit tecatat dibulan Agustus yakni hanya terjadi 1 hari hujan.

Untuk rata-rata hari hujan tertinggi terdapat pada Kecamatan Blora, yakni sebanyak 105 hari dengan rata-rata curah hujan di kabupaten Blora 1566 mm per tahun untuk tahun 2005.

Di beberapa kecamatan alat pengukur curah hujan mengalami kerusakan yakni Kecamatan Cepu, Jepon, Banjarejo, Ngawen, Japah, dan Todanan, sehingga data dari kecamatan tersebut tidak dapat tercatat.

Rata-rata banyaknya curah hujan tertinggi tercatat di bulan Maret sebanyak 182 mm sampai 547 mm diwilayah Blora.



4. Pembagian wilayah administrasi.

Jumlah kecamatan di Kabupaten Blora adalah 16 kecamatan yang terdiri 271 desa dan 24 kelurahan. Yang keseluruhannya terdiri dari 941 dusun, 1.204 RW dan 5.429 RT. Enam kecamatan memiliki wilayah kelurahan (Randublatung, Cepu, Jepon, Blora, Ngawen, dan Kunduran). Kecamatan Ngawen memiliki desa/kelurahan terbanyak (27 desa dan 2 kelurahan) sedangkan kecamatan Sambong dan Kradenan memiliki desa/kelurahan paling sedikit masing-masing dengan 10 desa.





4. Penduduk

Berdasarkan hasil registrasi penduduk pada akhir bulan Maret tahun 2007, penduduk Kabupaten Blora tercatat sebanyak 906.582 jiwa, perempuan sebanyak 455.003 jiwa dan laki-laki sebanyak 451.579 jiwa dengan sex ratio sebesar 97,60. Kepadatan tertinggi tercatat di Kecamatan Blora sebesar 98.780.

Pertambahan penduduk seiring dengan pertambahan jumlah KK, dari 227.868 menjadi 228.519 di tahun 2005.

Dalam satu dasawarsa terakhir tingkat pertumbuhan penduduk adalah sekitar 0,97 persen pertahun dalam satu dasa warsa terakhir. Tingkat kelahiran per 1.000 penduduk (CBR) di Kabupaten Blora sebesar 7.1, dengan CBR tertinggi di Kecamatan Jiken (15,92) dan terendah di Kecamatan Ngawen (2,44). Tingkat kematian per 1000 penduduk (CDR) di Kabupaten Blora sebesar 3,58, dengan CDR tertinggi di Kecamatan Jiken 6,07 dan terendah di Kecamatan Ngawen 1,03.

Sektor pertanian masih menjadi gantungan hidup utama penduduk. Berdasarkan hasil SUSENAS terdapat sebanyak 305.826 jiwa atau 73,73 persen penduduk yang berusaha di sektor ini dan hanya sebagian kecil saja penduduk yang bermata pencaharian di sektor lain misalnya listrik, gas dan air minum yaitu 0 jiwa atau 0 persen.

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya yang sangat di butuhkan untuk membangun wilayah. Permintaan tenaga kerja di catat sebanyak 350 orang. Penawaran tertinggi didominasi oleh tenaga kerja berpendidikan setingkat SLTA sedangkan permintaan terendah didominasi untuk tenaga kerja berpendidikan SD.



KONDISI DAN POTENSI

1. ASPEK SDM

Pegawai Negeri Sipil dan Calon PNS di Kabupaten Blora berjumlah 10833 orang, 6.998 laki-laki dan 3.835 perempuan dan pada umumnya berpendidikan setingkat SLTA.

Data tentang sarana dan prasarana pendidikan merupakan data pokok dalam membangun pendidikan di Kabupaten Blora. Dari data yang dapat dihimpun di tahun pelajaran 2004/2005 jumlah SD/MI sebanyak 709 unit, SLTP/MTs 121 unit, SLTA 62 unit dan Akademi/perguruan tinggi sebanyak 5 unit.

Akademi atau perguruan tinggi tercatat sebanyak 2 unit, 3 unit di Kecamatan Cepu dan 2 unit di Kecamatan Blora, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.613 orang, dosen tetap sebanyak 123 orang dan tidak tetap sebanyak 184 orang.

Kegiatan kelompok belajar paket A dan B hingga tahun 2005 mencapai 57 dan 56 kelompok.



2. ASPEK EKONOMI

Pertanian.

Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Blora adalah petani, utamanya pertanian tanaman pangan. Hal ini menjadikan Kabupaten Blora sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Padi sawah merupakan komoditi utama pertanian tanaman pangan. Produksi padi sawah tahun 2005 sekitar 291 ribu ton, turun 21,81 persen dibanding tahun sebelumnya. Produktifitas padi di Kecamatan Kradenan tertinggi di antara Kecamatan lain, sebesar 51,93 kuintal/hektar. Ini menjadikan Kecamatan tersebut sebagai salah satu penyangga beras di Kabupaten Blora.

Komoditi unggulan kedua adalah jagung dan kedelai. Pada tahun 2005 ini mengalami kenaikan sebesar 69,62 persen dan 14 persen. Hal ini diakibatkan adanya luas panen jagung yang cukup mencolok yakni dari 44.998 hektar menjadi 62.666 hektar.

Produksi buah andalan Kabupaten Blora seperti jeruk, mengalami kenaikan yang cukup tinggi yakni 44,81 persen, sedangkan untuk beberapa jenis sayuran mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu besar.

Perkebunan.

Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Blora hanya perkebunan rakyat. Luas dan produksi tidak terlalu banyak. Tidak ada perkebunan besar yang dikelola negara atau swasta berbadan hukum di Kabupaten ini. Dari sisi produksi, kelapa dan kapuk mempunyai produksi tertinggi yakni 17 ribu ton dan 1,6 ribu ton di tahun 2005.

Peternakan.

Satu lagi yang menjadi andalan utama penduduk Kabupaten Blora selain padi dan palawija adalah usaha ternak. Kabupsten Blora merupakan kabupaten dengan jumlah ternak besar terbanyak di Propinsi Jawa Tengah, utamanya ternak sapi potong. Dalam beberapa kesempatan sering mewakili Jawa Tengah untuk mengikuti lomba ternak baik untuk popukasi, kualitas ternak maupun kekimpakan kelompok peternak di tingkat nasional. Rata-rata peningkatan populasi sapi potong di Kabupaten blora adalah 4 persen per tahun. Pada akhir tahun 2005 populasi sapi potong mencapai 200 ribu ekor, kambing 97 ribu ekor, dan domba 17 ribu ekor. Dalam tingkat propinsi, Blora merupakan Kabupaten dengan jumlah ternak terbanyak terutama sapi potong. Ternak lain yang mempunyai populasi cukup banyak adalah ayam kampung sebanyak 1,9 juta ekor naik 0,30 persen dari tahun lalu.

Perikanan

Subsektor perikanan, meliputi kegiatan usaha perikanan darat yang terdiri dari usaha budidaya sawah, kolam dan perairan umum (sungai, waduk dan cekdam). Produksi perikanan yang aa didominasi oleh perikanan umum sebesar 250 ribu ton berasal dari sungai.

Kehutanan.

Sebanyak 49,66 persen luas wilayah Kabupaten Blora digunakan sebagai hutan negara, terbagi dalam tiga kesatuan administrasi yaitu KPH Randublatung, KPH Cepu dan KPH Blora. Salah satu komoditi hasil hutan adalah kayu jati, dimana produksi terbesar dari KPH Randublatung sebanyak 37 ribu meter kubik. Tahun 2005 total produksi kayu jati bundar sebanyak 77.638,84 meter kubik atau turun 16,10 persen dibanding tahun sebelumnya.

Industri.

Berdasarkan survei industri besar dan sedang tahun 2005, industri kayu, bambu, rotan dan sejenisnya mempunyai output tertinggi sebesar 59 milyar rupiah. Menurut Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi Kab. Blora terdapat 12.048 perusahaan industri kecil dan rumah tangga di tahun 2005. Jumlah ini mengalami peningkatan relative kecil dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja yang diserap adalah 33.710 orang, dengan nilai produksi mencapai 427 milyar rupiah.

Energi.

Sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakat pemerintah mengupayakan program listrik di Blora dipenuhi oleh PT. PLN. Sudah 100 persen desa/kelurahan yang terpasang aliran listrik dengan jumlah pelanggan sebanyak 141.180 di tahun 2005.

Kebutuhan akan air bersih dilayani oleh PDAM. Meskipun baru delapan Kecamatan yang dapat dicukupi, jumlah air yang sudah disalurkan mencapai 1,5 juta meter kubik, turun 5,23 persen dari tahun sebelumnya.

Koperasi.

Koperasi sebagai soko guru perekonomian sangat penting peranannya dalam lingkup usaha kecil dan menengah. Dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami kenaikan, demikian pula dengan jumlah anggotanya. Pada tahun 2005 jumlah koperasi naik sebesar 3,5 persen. Banyaknya koperasi ada 446 unit terdiri atas 17 KUD dan 429 non KUD dengan jumlah total anggota sebanyak 115.575 orang.

Pasar.

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, produsen dengan konsumen. Jumlah pasar yang ada di Kabupaten Blora sebanyak 62 unit dengan jenis pasar terbanyak adalah pasar desa / tradisional.



3. ASPEK SARANA & PRASARANA

Prasarana Jalan.

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di wilayah Kabupaten Blora pada tahun 2005 adalah 551,09 kilometer. Panjang jalan tersebut terbagi menjadi jalan propinsi sepanjang 153,58 kilometer dan jalan Kabupaten 397,51 kilometer.

Angkutan Darat.

Kendaraan bermotor dan kereta api merupakan angkutan darat utama. Pada tahun 2005, jumlah kendaraan niaga di Kabupaten Blora 3.613 unit atau naik sebesar 6,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu banyaknya penumpang kereta api pada tahun 2005 tercatat 28.660 orang atau turun sebesar 81,50 persen dari tahun sebelumnya.

Telekomunikasi.

Di era informasi, PT Pos Indonesia dan PT Telkom semakin diperlukan dalam penyediaan sarana perhubungan dan komunikasi. Tahun 2005 kegiatan PT Pos Indonesia antara lain mengirim surat sebanyak 226.598 surat dalam negeri dan 1.706 surat luar negeri. Kegiatan yang lain dari instansi tersebut adalah melayani wesel pos, paket pos, tabungan penjualan benda pos dan sebagainya.

Sarana komunikasi lain yang semakin penting adalah Warung Telekomunikasi (Wartel). Pada tahun 2005, jumlah warung telekomunikasi di Kabupaten Blora mencapai 187 unit dan jumlah pelanggan telepon mencapai 10.127 pelanggan atau naik 1,96 persen dari tahun sebelumnya. Pelanggan telepon tersebut meliputi Pemerintah (283 pelanggan), PN/PT (207 pelanggan), dan masyarakat (9.637 pelanggan).

Hotel dan Pariwisata.

Pengembangan pariwisata saat ini makin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah, tetapi juga dalam rangka memperluas kesempatan kerja. Pada tahun 2005, jumlah usaha akomodasi di Kabupaten Blora sebanyak 22 usaha dengan 542 kamar. Dua dari usaha akomodasi tersebut diklasifikasikan sebagai hotel berbintang.

banyaknya obyek wisata di Kabupaten Blora tahun 2005, yaitu 33 obyek wisata dengan jumlah pengunjung sebanyak 174.190 orang.

Keuangan.

Realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kabupaten Blora menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, realisasi penerimaan PBB Kabupaten Blora, tercatat hampir 3 triliun rupiah. Dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan sekitar 3,24 persen.

Informasi tentang inflasi sangat penting sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian daerah. Pada tahun 2005, tingkat inflasi di Kabupaten Blora mencapai 17,77 persen, lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi nasional (17,11 persen ).

0 komentar:

soal un

jam

!-- Begin Easy Flash Counter Code --> Locations of visitors to this page

neobux

iklan klikrupiah.com

BidVertiser

Earn money from your website/blog by, selling text links, banner ads - Advertisers can, buy links, from your blog for SEO. Get paid through PayPal Reviewmu.comReviewmu.com Reviewmu.com Reviewmu.com

Reviewmu.com

Reviewmu.com

poto q

admin toyamaips2.blogspot.com